“Pulih dari Tumor Rahim dan Tumor Payudara Berkat Serbuk Ling Shen Yao”
Diawali dengan menstruasi yang tidak teratur, akhir 2002 Rosna mengalami pendarahan yang hebat yang sulit berhenti. “Normalnya menstruasi itu kan sebulan sekali. Namun kala itu hampir sebulan penuh pendarahan saya tidak berhenti dan banyak. Februari 2003 saya ke dokter dengan kondisi yang mulai lemah. Setelah di USG, ternyata di rahim saya ada tumor seukuran 3,5 cm.
Diberi obat oleh dokter, tak ada perubahan juga. Makin hari kondisi saya makin lemah, sakitnya makin menyiksa, muka pucat, pandangan berkunang-kunang dan kalau berjalan sempoyongan. Sejak saat itulah saya rutin berobat kedokter ahli kandungan. Lebih mengejutkan lagi, dalam waktu dua bulan perkembangan tumornya begitu cepat, mencapai ukuran 5,7 cm. Sejak itulah saya makin shock. Suami dan anak-anak juga para kerabat mulai mengkhawatirkan saya tidak akan berumur panjang akibat penyakit tersebut. Saya pun sempat membayangkan itu,” kata Rosna.
“Dokter sebenarnya mengharuskan saya menjalani operasi. Namun saya tidak mau, takut terjadi hal-hal yang lebih buruk pada diri saya, karena terus terang saya takut menghadapi operasi. Untunglah para kerabat begitu bersimpati kepada saya, berupaya mencarikan obat untuk kesembuhan saya. Dalam kondisi yang sudah parah, dimana saya sudah terkapar tak berdaya di tempat tidur, terkadang menggigil kedinginan, terkadang malah kepanasan dan berbagai siksaan lainnya. Pokoknya saya sudah pasrah. Namun dalam kepasrahan itulah, April 2003 seorang kerabat membawakan saya Obat Herbal Ling Shen Yao. Baru seminggu minum obat tersebut, terjadi perubahan drastis dalam diri saya. Badan rasanya lebih enak, pikiran mulai tenang, mulai bisa tidur nyenyak dan selera makan pun membaik. Sejak itu lah saya konsumsi terus Ling Shen Yao dan menghentikan obat-obatan lain,” lanjut Rosna.
Dari pembuangan lewat air seni, keluar kotoran seperti lender dan serpihan daging. Saya rasa, itulah tumor yang selama ini bersarang di rahim saya. Makin lama makin membaik. Seiring itu, benjolan di payudara seukuran bola bekel yang dideteksi dokter adalah kanker, tanpa disadari juga menyusut. Makin lama makin hilang, dan lenyap sama sekali,” kata Rosna.
Dalam waktu tiga bulan saya rasakan, sepertinya saya hidup kembali dari kematian. Tubuh saya telah prima sebagaimana semula dan saya pun bisa beraktivitas kembali sebagaimana sebelumnya. Untuk membuktikan kesembuhan tersebut, saya periksakan diri ke rumah sakit dan dokter semula. Ternyata tumor di rahim saya sudah sembuh tanpa operasi. Begitupun benjolan di payudara saya juga lenyap seiring itu. Penasaran dengan pemeriksaan tersebut, saya menghadiri wisuda sarjana anak saya di Jakarta, saya periksakan diri ke rumah sakit yang lebih besar dengan peralatan yang lebih canggih. Hasilnya juga menyatakan, bahwa saya tidak mengidap tumor. Baik rahim maupun payudara saya bebas dari tumor,” kata Rosna.